By Karang Hijau
 

By Karang Hijau
Pendahuluan

Di akhir milenium kedua perkembangan internet sungguh revolusioner karena internet telah merasuki segala aspek kehidupan manusia. Dengan internet kita dapat melakukan komunikasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan komputer atau komputer dengan komputer. Internet merupakan sebuah sistem yang memberikan informasi yang terorganisir dan terkelola dengan baik. Untuk memahami bagaimana hubungan internet dengan TCP/IP, mula-mula kita harus mendefinisikan konsep protokol dan standar.

Internet (Inter-Network) adalah sebutan untuk sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk milyaran pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chat), diskusi (forum, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), dan aneka layanan lainnya.

Jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengalamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diijinkan, penanganan kesalahan (error handling), lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Protokol standar pada internet dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Protokol ini memiliki kemampuan untuk bekerja diatas segala jenis komputer, tanpa terpengaruh oleh perbedaan perangkat keras maupun sistem operasi yang digunakan.

Sejarah Perkembangan Internet

2.1. Di dunia

Cikal bakal jaringan Internet yang kita kenal saat ini pertama kali dikembangkan tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan nama ARPAnet (US Defense Advanced Research Projects Agency). ARPAnet dibangun dengan sasaran untuk membuat suatu jaringan komputer yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur yang melalui jaringan tersebut dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.

Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan. Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tapi lama-kelamaan disebut sebagai Internet saja. Sesudahnya, internet mulai digunakan untuk kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi, masing-masing UCLA, University of California at Santa Barbara, University of Utah, dan Stanford Research Institute. Ini disusul dengan dibukanya layanan Usenet dan Bitnet yang memungkinkan internet diakses melalui sarana komputer pribadi (PC). Berikutnya, protokol standar TCP/IP mulai diperkenalkan pada tahun 1982, disusul dengan penggunaan sistem DNS (Domain Name Service) pada 1984.

Di tahun 1986 lahir National Science Foundation Network (NSFNET), yang menghubungkan para periset di seluruh negeri dengan 5 buah pusat super komputer. Jaringan ini kemudian berkembang untuk menghubungkan berbagai jaringan akademis lainnya yang terdiri atas universitas dan konsorsium-konsorsium riset. NSFNET kemudian mulai menggantikan ARPANET sebagai jaringan riset utama di Amerika hingga pada bulan Maret 1990 ARPANET secara resmi dibubarkan. Pada saat NSFNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NSFNET. Australia, negara-negara Skandinavia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada dan Jepang segera bergabung kedalam jaringan ini.

Pada awalnya, internet hanya menawarkan layanan berbasis teks, meliputi remote access, email/messaging, maupun diskusi melalui Mailing List. Layanan berbasis grafis seperti World Wide Web (WWW) saat itu masih belum ada. Yang ada hanyalah layanan yang disebut Gopher yang dalam beberapa hal mirip seperti web yang kita kenal saat ini, kecuali sistem kerjanya yang masih berbasis teks. Kemajuan berarti dicapai pada tahun 1990 ketika World Wide Web mulai dikembangkan oleh CERN (Laboratorium Fisika Partikel di Swiss) berdasarkan proposal yang dibuat oleh Tim Berners-Lee. Namun demikian, WWW browser yang pertama baru lahir dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1992 dengan nama Viola. Viola diluncurkan oleh Pei Wei dan didistribusikan bersama CERN WWW. Tentu saja web browser yang pertama ini masih sangat sederhana, tidak secanggih browser modern yang kita gunakan saat ini.

Terobosan berarti lainnya terjadi pada 1993 ketika InterNIC didirikan untuk menjalankan layanan pendaftaran domain. Bersamaan dengan itu, Gedung Putih (White House) mulai online di Internet dan pemerintah Amerika Serikat meloloskan National Information Infrastructure Act. Penggunaan internet secara komersial dimulai pada 1994 dipelopori oleh perusahaan Pizza Hut, dan Internet Banking pertama kali diaplikasikan oleh First Virtual. Setahun kemudian, Compuserve, America Online, dan Prodigy mulai memberikan layanan akses ke Internet bagi masyarakat umum.

2.2 Sejarah Perkembangan Internet di Indonesia

Sejarah internet Indonesia berawal pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet. Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.

RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengkontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di indonesians@janus.berkeley.edu. Berawal dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif beserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia.

Jenis-jenis Koneksi Internet

Sebelum mulai, langkah pertama tentu saja memahami koneksi Internet anda. Secara umum ada 4 karakteristik koneksi internet.

a. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-LAN, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi konfigurasi, koneksi ini cukup dilihat sebagai:

  1. Point to point: yaitu Tipologi jaringan dengan metode pengalihan data diantara dua simpul yang berlainan tanpa perantara atau penghalang. Dan kedudukan dua simpul tersebut setingkat/sejajar. Contoh : koneksi dari ISP (Internet Service Provider) harus masuk langsung ke satu komputer, router atau gateway.
  2. Point to multipoint: yaitu Tipologi jaringan dengan metode pengiriman / penerimaan data dari satu simpul kebanyak simpul. Contoh : koneksi dari ISP masuk dulu ke hub/switch lalu didistribusikan kebeberapa komputer.

b. Koneksi logika misalnya IP Address, Subnetting, ada beberapa pembagian yaitu :

  1. Node: yaitu terminal atau workstation yang terhubung dengan jaringan. Contoh : hanya 1 IP (internet protocol), bisa langsung dipakai oleh satu komputer.
  2. Subnet: yaitu merupakan bagian dari jaringan TCP/IP yang dikenalkan oleh bagian data Internet Address. Contoh : ada beberapa IP yang bisa langsung dipakai oleh beberapa komputer. Walau terpisah, secara logika network PC kita masih satu segment dengan network ISP sehingga netmask tersebut akan ikut netmask ISP.
  3. Segment: yaitu bagian dari jaringan komputer yang besar. Contoh : Anda diberi 1 IP koneksi oleh ISP, dan 1 (sub) segment IP. Segment anda punya netmask sendiri, misal sub segment 16 IP netmask 255.255.255.224, atau full segment kelas C 256 IP netmask 255.255.255.0. Koneksi ini harus masuk dulu ke router/gateway sebelum disebar ke beberapa komputer.

Perhatikan bahwa koneksi logikal node dan segment biasanya pakai koneksi fisik point to point. Kalau pakai koneksi multipoint, bisa sekali tapi agak mubzir. Koneksi fisik multipoint cocok dengan koneksi logikal subnet.

c. IP external/internal. IP eksternal adalah IP yang sah dipakai untuk berkomunikasi di jaringan Internet sedunia. Sementara itu IP internal hanya boleh dipakai di Intranet. Ada tiga segment IP internal:

  1. 10.x.y.z
  2. 172.16-31.y.z
  3. 192.168.0-255.z

Kalau tidak masuk kelompok itu, maka IPnya adalah eksternal. ISP yang bagus seharusnya memberi IP eksternal. Tapi ISP yang murah meriah hanya akan memberi anda IP internal. Koneksi IP internal hanya bisa buat browsing, downloading atau chatting. Tidak bisa buat server atau main game.

d. IP dinamik/statik. Jika pakai dinamik, IP komputer anda akan diberi oleh ISP melalui DHCP, dan secara periodik akan berubah. Sebaliknya IP statik bersifat tetap, anda isikan saat mengkonfigurasi network. IP dinamik biasanya hanya untuk koneksi satu node, dial-up point-to-point.

Aplikasi Internet

Internet sebenarnya mengacu kepada istilah untuk menyebut sebuah jaringan, bukannya suatu aplikasi tertentu. Karenanya, internet tidaklah memiliki manfaat apa-apa tanpa adanya aplikasi yang sesuai. Internet menyediakan beragam aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Setiap aplikasi berjalan diatas sebuah protocol tertentu. Istilah "protokol" di internet mengacu pada satu set aturan yang mengatur bagaimana sebuah aplikasi berkomunikasi dalam suatu jaringan. Sedangkan software aplikasi yang berjalan diatas sebuah protokol disebut sebagai aplikasi client. Di bagian ini, kita akan berkenalan secara sepintas dengan aplikasi-aplikasi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna internet.

4.1. WWW (World Wide Web)

Dewasa ini, WWW atau yang sering disebut sebagai "web" saja adalah merupakan aplikasi internet yang paling populer. Demikian populernya hingga banyak orang yang keliru mengidentikkan web dengan internet.

Secara teknis, web adalah sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah internet webserver dipresentasikan dalam bentuk hypertext. Informasi di web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World).

Web dapat diakses oleh perangkat lunak web client yang secara populer disebut sebagai browser. Browser membaca halaman-halaman web yang tersimpan dalam webserver melalui protokol yang disebut HTTP(Hypertext Transfer Protocol). Dewasa ini, tersedia beragam perangkat lunak browser. Beberapa diantaranya cukup populer dan digunakan secara meluas, contohnya seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla Firefox, maupun Opera, namun ada juga beberapa produk browser yang kurang dikenal dan hanya digunakan di lingkungan yang terbatas.

Gambar : Aplikasi Browser, Internet Explorer, Firefox, Opera

Seiring dengan semakin berkembangnya jaringan internet di seluruh dunia, maka jumlah situs web yang tersedia juga semakin meningkat. Hingga saat ini, jumlah halaman web yang bisa diakses melalui internet telah mencapai angka miliaran. Untuk memudahkan penelusuran halaman web, terutama untuk menemukan halaman yang memuat topik topik yang spesifik, maka para pengakses web dapat menggunakan suatu search engine (mesin pencari). Penelusuran berdasarkan search engine dilakukan berdasarkan kata kunci (keyword) yang kemudian akan dicocokkan oleh search engine dengan database (basis data) miliknya. Dewasa ini, search engine yang sering digunakan antara lain adalah Google (www.google.com) dan Yahoo (www.yahoo.com).

4.2. Electronic Mail/Email/Messaging

Email atau kalau dalam istilah Indonesia, surat elektronik, adalah aplikasi yang memungkinkan para pengguna internet untuk saling berkirim pesan melalui alamat elektronik di internet. Para pengguna email memilki sebuah mailbox (kotak surat) elektronik yang tersimpan dalam suatu mailserver. Suatu Mailbox memiliki sebuah alamat sebagai pengenal agar dapat berhubungan dengan mailbox lainnya, baik dalam bentuk penerimaan maupun pengiriman pesan. Pesan yang diterima akan ditampung dalam mailbox, selanjutnya pemilik mailbox sewaktu-waktu dapat mengecek isinya, menjawab pesan, menghapus, atau menyunting dan mengirimkan pesan email.

Layanan email biasanya dikelompokkan dalam dua basis, yaitu email berbasis client dan email berbasis web. Bagi pengguna email berbasis client, aktifitas per-emailan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak email client, misalnya Outlook Express atauThunderbird. Perangkat lunak ini menyediakan fungsi-fungsi penyuntingan dan pembacaan email secara offline (tidak tersambung ke internet), dengan demikian, biaya koneksi ke internet dapat dihemat.

Gambar : Aplikasi email berbasiskan client

Koneksi hanya diperlukan untuk melakukan pengiriman (send) atau menerima (recieve) email dari mailbox. Sebaliknya, bagi pengguna email berbasis web, seluruh kegiatan per-emailan harus dilakukan melalui suatu situs web. Dengan demikian, untuk menggunakannya haruslah dalam keadaan online. Email berbasis web biasanya disediakan oleh penyelenggara layanan email gratis seperti googlemail (www.gmail.com) atau YahooMail (mail.yahoo.com).

Gambar : aplikasi email berbasiskan web, gmail dan yahoo mail

Beberapa pengguna email dapat membentuk kelompok tersendiri yang diwakili oleh sebuah alamat email. Setiap email yang ditujukan ke alamat email kelompok akan secara otomatis diteruskan ke alamat email seluruh anggotanya. Kelompok semacam ini disebut sebagai milis (mailing list). Sebuah milis didirikan atas dasar kesamaan minat atau kepentingan dan biasanya dimanfaatkan untuk keperluan diskusi atau pertukaran informasi diantara para anggotanya. Saat ini, salah satu server milis yang cukup banyak digunakan adalah Yahoogroups (www.yahoogroups.com).

4.3. File Transfer

Fasilitas ini memungkinkan para pengguna internet untuk melakukan pengiriman (upload) atau menyalin (download) sebuah file antara komputer lokal dengan komputer lain yang terhubung dalam jaringan internet. Protokol standar yang digunakan untuk keperluan ini disebut sebagai File Transfer Protocol (FTP).

FTP umumnya dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk kepentingan pertukaran maupun penyebarluasan sebuah file melalui jaringan internet. FTP juga dimanfaatkan untuk melakukan prose upload suatu halaman web ke webserver agar dapat diakses oleh pengguna internet lainnya.

Secara teknis, aplikasi FTP disebut sebagai FTP client, dan yang populer digunakan saat ini antara lain adalah Cute FTP dan WS_FTP, Aplikasi-aplikasi ini umumnya dimanfaatkan untuk transaksi FTP yang bersifat dua arah (active FTP). Modus ini memungkinkan pengguna untuk melakukan baik proses upload maupun proses

download. Tidak semua semua server FTP dapat diakses dalam modus active. Untuk mencegah penyalahgunaan--yang dapat berakibat fatal bagi sebuah server FTP—maka pengguna FTP untuk modus active harus memiliki hak akses untuk mengirimkan file ke sebuah server FTP. Hak akses tersebut berupa sebuah login name dan password sebagai kunci untuk memasuki sebuah sistem FTP server. Untuk modus passive, selama memang tidak ada restriksi dari pengelola server, umumnya dapat dilakukan oleh semua pengguna dengan modus anonymous login (log in secara anonim). Kegiatan mendownload software dari Internet misalnya, juga dapat digolongkan sebagai passive FTP.

4.4. Remote Login

Layanan remote login mengacu pada program atau protokol yang menyediakan fungsi yang memungkinkan seorang pengguna internet untuk mengakses (login) ke sebuah terminal (remote host) dalam lingkungan jaringan internet. Dengan memanfaatkan remote login, seorang pengguna internet dapat mengoperasikan sebuah host dari jarak jauh tanpa harus secara fisik berhadapan dengan host bersangkutan. Dari sana ia dapat melakukan pemeliharaan (maintenance), menjalankan sebuah program atau malahan menginstall program baru di remote host.

Protokol yang umum digunakan untuk keperluan remote login adalah Telnet (Telecommunications Network). Telnet dikembangkan sebagai suatu metode yang memungkinkan sebuah terminal mengakses resource milik terminal lainnya (termasuk hard disk dan program-program yang terinstall didalamnya) dengan cara membangun link melalui saluran komunikasi yang ada, seperti modem atau network adapter. Dalam hal ini, protokol Telnet harus mampu menjembatani perbedaan antar terminal, seperti tipe komputer maupun sistem operasi yang digunakan.

Aplikasi Telnet umumnya digunakan oleh pengguna teknis di internet. Dengan memanfaatkan Telnet, seorang administrator sistem dapat terus memegang kendali atas sistem yang ia operasikan tanpa harus mengakses sistem secara fisik, bahkan tanpa terkendala oleh batasan geografis.

Namun demikian, penggunaan remote login, khususnya Telnet, sebenarnya mengandung resiko, terutama dari tangan-tangan jahil yang banyak berkeliaran di internet. Dengan memonitor lalu lintas data dari penggunaan Telnet, para cracker dapat memperoleh banyak informasi dari sebuah host, dan bahkan mencuri data-data penting sepert login name dan password untuk mengakses ke sebuah host. Kalau sudah begini, mudah saja bagi mereka-mereka ini untuk mengambil alih sebuah host. Untuk memperkecil resiko ini, maka telah dikembangkan protokol SSH (secure shell) untuk menggantikan Telnet dalam melakukan remote login. Dengan memanfaatkan SSH, maka paket data antar host akan dienkripsi (diacak) sehingga apabila "disadap" tidak akan menghasilkan informasi yang berarti bagi pelakunya.

4.5. IRC (Internet Relay Chat)

Layanan IRC, atau biasa disebut sebagai "chat" saja adalah sebuah bentuk komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komnunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya mIRC, Yahoo Messenger, Gtalk, MSN Messenger.

Gambar : aplikasi IRC yaitu MSN Mesengger, Yahoo Mesengger, Gtalk, dan MiRC

Ada juga beberapa variasi lain dari IRC, misalnya apa yang dikenal sebagai MUD (Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang hanya menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh lebih fleksibel dan luas. MUD lebih mirip seperti sebuah dunia virtual (virtual world) dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi seperti halnya pada dunia nyata, misalnya dengan melakukan kegiatan tukar menukar file atau meninggalkan pesan. Karenanya, selain untuk bersenang-senang, MUD juga sering dipakai oleh komunitas ilmiah serta untuk kepentingan pendidikan (misalnya untuk memfasilitasi kegiatan kuliah jarak jauh). Belakangan, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka aplikasi chat terus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus (videoconference).

 

By Karang Hijau

Tak jauh dari tepi pantai, kesunyian pagi mulai pecah. Saya baru saja menyelesaikan dua rakaat subuh, melongok ke luar tenda, dan melihat beberapa teman sedang menjerang air. Tadinya saya ingin memotret pantai di pagi hari, tapi langit yang mendung membuat saya membatalkannya.

Saya taruh kembali tas kamera. Ikut duduk di depan nyala api dari kompor gas kecil dan membantu teman-teman menyiapkan sarapan pagi. Sebagian yang lain tampak bergegas membereskan kantung tidur.

Ini sudah hari keempat perjalanan kami. Sebelum sampai ke Taman Nasional Alas Purwo, kami -sebelas orang peserta perjalanan- singgah dulu ke kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran.

Sabtu pagi ini kami akan berjalan ke Gua Istana, lalu ke Pantai Plengkung. Pukul 3 sore nanti kami sudah harus tiba di Ngagelan, mendirikan tenda, dan bermalam di sana.

Perjalanan ke Gua Istana sangat lancar. Medan tidak curam dan tidak licin, kerimbunan pohon di sana-sini, sesekali menjumpai sungai yang airnya jernih sekali, bertemu ibu babi hutan dan anaknya, juga monyet bermuka putih.

Semua masih tertawa. Sampai, satu pesan pendek masuk ke ponsel seorang teman. Di Taman Nasional Alas Purwo, sinyal operator seluler sangat minim. Jadi, rasanya ajaib saja, mendengar bunyi ponsel saat perjalanan pulang dari Gua Istana, di tengah kerimbunan hutan.

Tapi, mengapa wajahnya tak gembira?

“Merapi meletus,” ujarnya.

Informasi masih simpang siur, sinyal datang dan menghilang. Kegembiraan perjalanan sedikit berkurang.

Berita utuhnya baru kami dapat setelah kembali dari Plengkung. Ajakan dari supir Land Rover untuk singgah di sebuah hotel kecil, tempat para peselancar biasa menginap, membawa berkah. Ada televisi di sana. Berita sekilas yang disiarkan sebuah stasiun televisi swasta memberi gambaran apa yang sebenarnya terjadi di Yogyakarta dan sebagian wilayah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bukan Merapi yang meletus, tapi gempa bumi dengan kekuatan 5,9 skala richter.

Setelahnya perjalanan masih terus berlanjut. Saya dan teman mencoba menghubungi keluarga dan sahabat. Beberapa rencana seperti menengok penyu bertelur dan melanjutkan perjalanan ke Jember urung dilaksakan. Sungguh, bukan karena perjalanan kali ini tak menarik -pantai biru dengan pasir putih, hijau daun, biru langit, ratusan bintang yang bisa dilihat dengan mata telanjang, debur ombak- tapi rasanya saya dan beberapa teman ingin segera sampai di rumah.

***

Stasiun Gambir, Senin 29 Mei 2006, sekitar pukul 18.00 bagian barat waktu Indonesia

Saya baru saja turun dari kereta api. Berdua dengan seorang teman. Berjalan di tengah kerumunan penumpang lain. Berdiri di dekat pintu keluar. Tak lama menunggu, saya temukan sosoknya. Ia, laki-laki harum hutan itu, berjalan menenteng botol air mineral kecil, tampak lebih rapi dengan kemeja lengan pendek kotak-kotak biru. Malam ini, ia meluangkan waktu untuk menjemput saya di stasiun.

Setelah mengantar teman perjalanan saya sampai ke kostnya, laki-laki harum hutan tidak langsung mengantar saya pulang. Kami makan malam, lalu mampir ke taman kota sebentar. Setelahnya baru ia mengantar saya pulang.

Saya melihat rumah kuning itu lagi. Suara Ma’e langsung terdengar. Bergegas Ma’e ke luar. Wajah kakak saya menyembul, hanya sebentar, setelahnya kembali asyik melanjutkan games di komputer.

Laki-laki harum hutan. Perjalanan antara stasiun hingga rumah. Rumah kuning itu lagi. Ma’e. Kakak saya. Saya selalu merasakan rasa bahagia yang menyusup tiap kali pulang dari perjalanan dan melihat rumah. Tapi malam itu, rasa bahagia yang saya rasakan sepertinya jauh lebih dalam. Senang rasanya bisa kembali ke rumah.

Kesenangan yang malam itu saya rasakan tidak dicecap oleh para korban gempa. Banyak dari mereka yang berpisah dengan orang yang dicintai dan melihat kampung halaman porak poranda. Banyak dari mereka untuk sementara tidak bisa kembali ke rumah. Teriring doa untuk semua korban; semoga diberi kekuatan dan kesabaran.
 

By Karang Hijau
KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TESSO NILO, PROPINSI RIAU
Copyright:

Kawasan Tesso Nilo termasuk dalam propinsi Riau yang memiliki hutan pamah terluas yang tersisa di pulau Sumatera. Hutan pamah ini sudah sangat terancam karena penebangan yang dilakukan oleh perusahaan kayu yang memiliki izin dan adanya penebangan liar yang dilakukan penduduk disekitar kawasan. Untuk melindungi hutan pamah yang tersisa, kawasan Tesso Nilo akan diusulkan sebagai kawasan lindung. Tetapi informasi keanekaragaman hayati di kawasan ini termasuk keragaman burung masih sangat terbatas. Informasi yang tersedia hanya berasal dari survei singkat yang dilakukan bersamaan dengan survei vegetasi pada tahun 1992 (Gillison 2001). Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data dasar mengenai keragaman burung di Tesso Nilo dan menghitung indeks keragaman jenisnya.

birdts01
Harpactes duvaucelliLuntur Putri (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts02
Ceyix rufridorsa/Raja Udang Punggung Merah (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts03
Harpactes duvaucelli/Luntur Putri (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts04
Arachnothera crassirostris/Pijantung Kampung (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts05
Arachnothera longirostris/Pijantung Kecil (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts06
Hypothinis azurea/Kehicap Ranting (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts07
Hypothinis azurea/Kehicap Ranting (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
birdts08
Macronotus flavicolis/Ciung Air Jawa (foto: Copyright@LIPI-WWF - 2004)
Survei burung ini dilakukan dengan metode tangkap lepas menggunakan jaring kabut,pengamatan tambahan dan wawancara. Pengambilan data dengan menggunakan jaring kabut diutamakan pada jenis burung semak atau yang hidup dilantai hutan karena mereka termasuk yang sangat rentan terhadap dampak penebangan atau fragmentasi hutan (Ford dan Davison 1995 dalam Lambert dan Collar 2002). 1. Metode tangkap lepas dengan jaring kabut sekitar 9 buah jaring kabut dipasang pada tiga lokasi yaitu dua lokasi di kawasan bekas PT Hutani Sola Lestari (0008.898' LS, 101034.281' BT, 133 m dpl) dengan jarak antar titik 0.5 km dan satu lokasi di kawasan Nanjak Makmur (0010.227' LS, 101040.725' BT, 133.3 m dpl). Ukuran jaring kabut yang digunakan adalah: tinggi 2.6 m, panjang 12 m dan mata jaring berukuran 30 dan 36 mm. Jaring dipasang secara memanjang dengan panjang seluruhnya mencapai 108 m pada setiap lokasi. Pemasangan jaring dilakukan antara pukul 06.00 pagi sampai pukul 18.00 WIB. Lama pemasangan pada lokasi 1 dan 2 masing-masing 25 jam dan pada lokasi 3 selama 26 jam . Jaring dipantau/diperiksa setiap 30 menit atau 60 menit sekali. Burung yang tertangkap jaring diidentifikasi, diukur dan diberi penanda sebelum dilepaskan kembali ke hutan. Koleksi spesimen dilakukan bila jenis yang tertangkap belum dimiliki Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) atau tidak langsung teridentifikasi. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih 3 hari untuk setiap lokasi yang terpilih. 2. Metode Pengamatan tambahan untuk melengkapi data keragaman jenis burung dilakukan pengamatan tambahan yang tidak berstruktur. Burung yang teramati selama pemasangan jaring dan pada saat tidak melakukan pemasangan jaring dicatat jenis dan jumlahnya. 3. Metode Wawancara dilakukan pada tiga orang penduduk lokal yang berpengalaman dalam menangkap burung atau pun berburu serta memelihara burung. Sebagai panduan dalam melakukan wawancara digunakan buku Burung-burung di Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali (MacKinnon dkk. 1992). Hasil metode tangkap lepas dengan jaring kabut, pengamatan tambahan dan wawancara mencatat 107 jenis burung dari 27 famili yaitu Ardeidae, Accipitridae, Phasianidae, Turnicidae, Columbidae, Psittacidae, Strigidae, Cuculidae, Trogonidae, Alcedinidae, Bucerotidae, Capitonidae, Picidae, Eurylaimidae, Pittidae, Apodidae, Pycnonotidae, Aegithalidae, Timaliidae, Sylviidae, Rhipiduridae, Dicaeidae, Nectariniidae, Ploceidae, Sturnidae, Dicruridae dan Corvidae. Pengamatan awal yang dilakukan oleh Rasfianto (dalam Gillison 2001) di kawasan Tesso Nilo mencatat 22 jenis burung dari 17 famili, namun dua jenis diantaranya yaitu Halcyon cyanoventris dan Copsychus delivura diragukan kehadirannya. Halcyon cyanoventris merupakan burung endemik pulau Jawa dan Bali (MacKinnon dkk. 1992). Bila hasil survei ini digabungkan dengan hasil pengamatan Rasfianto (dalam Gillison 2001) maka keragaman burung di kawasan ini mencapai 114 jenis atau 29% dari jumlah jenis burung yang ada di Sumatera. Bila dilihat dari statusnya, 16 jenis burung yang terdapat di kawasan Tesso Nilo yaitu Elang ular Spilornis cheela, Alap-alap capung Microchierax fringillarius , kuau (Argusianus argus), Burung udang punggung merah (Ceyx rufidorsa), Cekakak batu (Lacedo pulchella), Cekakak cina (Halcyon pileata), Julang jambul hitam (Aceros corrugatus), Enggang belukar (Anorrhinus galeritus), Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), Rangkong badak (Buceros rhinoceros), Rangkong papan (Buceros bicornis), Burung madu polos (Anthreptes simplex), Burung madu kelapa (Anthreptes malaccensis), Burung madu rimba (Hypogramma hypogrammicum), Pijantung kecil (Arachnothera longirostra) dan Pijantung kampung (Arachnothera crassirostris) dilindungi undang-undang. Sedangkan Empidan merah (Lophura erythropthalma), Sempidan biru (Lophura ignita) dan Empuloh berkait (Setornis criniger) walaupun statusnya sudah diduga rentan (Holmes dan Rombang 2001) tetapi masih belum dilindungi. Hasil pengamatan tambahan mencatat kehadiran seekor burung Beo Sumatra Gracula religiosa yang terancam punah. Burung beo tersebut sudah dipelihara selama dua tahun oleh seorang penduduk. Burung tersebut berasal dari anakan yang diambil dari sarang burung di hutan Tesso Nilo. Tetapi pada waktu survei tidak dijumpai seekor pun di alam. Diharapkan dapat dilakukan survei burung yang lebih lama dan meliputi kawasan yang lebih luas untuk mengetahui populasi Beo sumatera di kawasan Tesso Nilo sebelum dinyatakan 'punah'. Secara keseluruhan indeks keragaman burung di kawasan Tesso Nilo sangat tinggi .Masih dijumpainya burung pemangsa puncak seperti Elang ular dan jenis-jenis burung pemakan buah yang mencari makan pada tajuk pohon seperti berbagai jenis rangkong dan pergam (Ducula aenea) serta burung pelatuk yang hidup dan mencari makan pada batang pohon menunjukkan bahwa kondisi kawasan hutan Tesso Nilo masih cukup baik. Hampir semua jenis burung yang tertangkap di hutan Tesso Nilo merupakan burung yang umum dijumpai di dataran rendah, kecuali burung kipas Rhipidura albicollis. Jenis ini biasanya dijumpai pada ketinggian antara 900 dan 2400 m (MacKinnon dkk. 1992). Karena hutan Tesso Nilo tempat pemasangan jaring terletak pada ketinggian 133.3 m, maka kehadirannya merupakan catatan baru bagi daerah sebaran jenis tersebut. Hasil wawancara dengan penduduk mencatat 16 jenis burung yang dimanfaatkan yaitu untuk dikonsumsi dan untuk dipelihara atau dijual sebagai satwa piaraan (Table 5). Perburuan burung untuk dijual sebagai satwa piaraan terutama untuk beo Sumatra, nuri, betet dan serindit diinformasikan pernah marak. Pengambilan dari alam yang intensif ini diduga menjadi penyebab kelangkaan jenis-jenis tersebut terutama beo Sumatra. Dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi kawasan Tesso Nilo masih baik untuk mendukung kehidupan berbagai jenis burung yang ditunjukkan oleh nilai indeks keragaman yang tinggi. 2. Keberadaan 16 jenis burung langka dan dilindungi menunjukkan bahwa kawasan Tesso Nilo mempunyai nilai konservaso yang tinggi. 3. Kerusakan hutan, fragmentasi hutan dan perburuan intensif menjadi ancaman utama bagi kelestarian burung di Tesso Nilo.

 

By Karang Hijau
Maklum, populasi pemilik nama Latin Rhinoceros sondaicus itu hanya tersisa di kawasan ini. Padahal, bukan cuma badak jawa yang bisa ditemui. Ada sederet satwa lain dan sejumlah pemandangan indah nan khas yang enak dinikmati. Asyiknya, semua itu bisa dirangkum dalam karya foto yang indah. Coba saja rasakan sendiri nikmatnya berburu foto ke negeri liar ujung jawa itu. Berjumpa badak jawa bukan perkara mudah. Hanya ada segelintir orang yang pernah bertemu muka dengan satwa yang doyan berkubang ini. Ini gara-gara peristiwa masa lalu. Karena trauma diudak-udak manusia, sifat pemalu badak jawa makin menonjol. Sedikit saja tercium ”wangi” manusia, badak jawa langsung ngacir ke hutan paling dalam. Biarlah badak jawa tetap jadi impian. Namun daripada terbawa-bawa mimpi, lebih baik kita arahkan tujuan untuk hal yang tak kalah bermanfaat. Salah satunya, berburu foto di kawasan Ujung Kulon. Kawasan seluas 120.551 hektare itu memang menarik menjadi lokasi berburu foto. Foto yang kita hasilkan pun beragam jenisnya. Dari foto wisata, petualangan, flora, fauna dan lainnya. Malah, kalau punya kamera kedap air, kita juga bisa memotret keindahan kekayaan bawah laut Ujung Kulon. Sebelum melakukan perburuan foto ke kawasan yang ditetapkan menjadi situs warisan dunia (the world heritage site) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini lebih baik persempit tujuan akhir. Sebab, tak mungkin kita sanggup menyambangi keseluruhan daratan TNUK yang tercatat sekitar 76.551 hektare dan perairan seluas 44.337 hektare. Apalagi waktu perburuan pas-pasan. Kalau cuma punya waktu tiga sampai empat hari, lebih baik pilih jalan laut. Memang, ongkos perjalanan yang dikeluarkan lebih besar tetapi bila ditanggung bersama tentu menjadi ringan. Lagipula, objek foto yang kita dapat cukup banyak. Dari foto satwa, flora, sampai kehidupan penjaga mercu suar di ujung barat Jawa. Cara inilah yang dipakai tim komunikasi Yayasan WWF (World Wide Fund for Nature) Indonesia untuk membuat dokumentasi di TNUK pada 30 Maret – 2 April lalu. Meski waktu paspasan, toh mereka dapat mengumpulkan sederet objek foto yang menarik. Terlebih cuaca di sekitar kawasan ini sedang bersahabat. Menurut Adhi Rachmat Hariyadi, Project Executant WWF Ujung Kulon, perburuan foto di kawasan TNUK dapat dimulai dari kawasan Taman Jaya. Desa ini merupakan gerbang masuk ke kawasan konservasi di ujung barat Jawa itu. Di sini, perburuan foto dapat dimulai dengan merekam kesibukan masyarakat sekitar. ”Sekarang kita mampir dulu ke rumah Warca, untuk melihat pembuatan kerajinan patung badak jawa,” ujar Yosafat Erie Setianto, salah satu anggota tim dokumentasi Yayasan WWF Indonesia kepada SH. Teras rumah sederhana yang berdinding bambu itu terlihat begitu sibuk. Ada tiga perajin patung badak jawa. Sang empu rumah, Warca Dinata sesekali menemani mereka untuk memberi arahan. Tanpa buang waktu, kami segera meraih kamera. Erie – sapaan akrab Yosafat Erie Setianto – sudah sibuk dengan Nikon F90X, lensa AF Nikkor 28 – 70 mm. Sementara itu, Dewi Satriani – staf komunikasi WWF Indonesia – memainkan fokus lensa AF Nikkor 80 – 200 mm f 2.8 yang menempel di bodi kamera Nikon F90. Kadang-kadang, dia menggantinya dengan lensa Nikkor D 28 – 80 mm f 3.5. Dalam perjalanan ini Dewi juga membawa kamera Nikon F80 plus lensa AF Nikkor G 70 – 300 mm f 4 – 5.6 dan Nikon Coolpix 5400 yang punya lensa wide 24 mm. Kamera terakhir ini merupakan versi digital yang cukup nyaman untuk dipakai. Apalagi dilengkapi dengan lensa makro. SH sendiri seringkali mengambil gambar dengan kamera milik Dewi itu, selain membawa Nikon F75 lensa AF Nikkor G 28 – 80 mm dan AF Nikkor G 70 – 300 mm f 4 – 5.6. Mamiek dari WWF Ujung Kulon ikut menemani perjalanan ini. Ibu satu putri ini memilih Pentax Z 70 Autofokus dengan lensa standar. ”Yah, aku sih sebetulnya pengen belajar lagi nih. Habis, sudah lama juga nggak pegang kamera lagi,” aku Mamiek sambil tertawa. Dulu, Mamiek sempat memamerkan hasil karya fotonya sebelum tenggelam dalam kesibukan kantor. Untuk kebutuhan film, kami membawa 40 rol Fujichrome Provia 100F (RDP III), Fujichrome Sensia 200, Fujichrome Sensia 400. Pada saat cuaca cerah, Asa 100 dapat jadi andalan. Namun saat gelap, kami segera mengisi kamera dengan Asa 400. Sebelum membuat foto perajin badak jawa di Taman Jaya, kami sempat mampir ke desa Citangkil. Di sini, kami membuat foto-foto pembatik patung badak jawa dan pembuatan cinderamata kupu-kupu yang diawetkan. Dari Taman Jaya, perjalanan diteruskan dengan menyewa kapal motor menuju Pulau Peucang. Di pulau pemandangan alamnya sungguh cantik. Pantai yang bersih dengan gradasi warna laut makin asyik untuk diabadikan. Turun dari dermaga, beberapa kera ekor panjang menyambut kami. Tingkah laku mereka juga menarik dijepret. Di lapangan rumput Pulau Peucang, kawanan rusa (Cervus timorensis) yang asyik merumput menjadi sasaran berikut. ”Rusa-rusa di sini cukup jinak. Jadi, kita dapat membuat foto yang bagus dan menjadi daya tarik tersendiri,” kata Adhi Rachmat. Riza Marlon – fotografer satwa liar profesional – juga punya pendapat sama. Oleh sebab itu, keduanya sama-sama merekomendasi tempat ini menjadi salah satu lokasi yang wajib dikunjungi saat berburu foto ke Ujung Kulon. Usai istirahat sebentar, Erie mengajak SH menyusuri hutan tropis Pulau Peucang. Bila disusuri, hutan ini dapat tembus ke lokasi wisata: Karang Copong. Bolak-balik perjalanan ke lokasi ini memakan waktu 2 jam. Bila jalan cepat, kita dapat menghemat waktu sekitar 30 menit. Di tengah jalan, kami sempat berjumpa babi hutan (Sus verrucosus) dan rusa. Dari Pulau Peucang, kami meneruskan perjalanan ke Cibom. Ini merupakan titik terdekat menuju Tanjung Layar. ”Di Tanjung Layar, kita bisa membuat foto kehidupan penjaga mercusuar dan keindahan teluk di ujung barat pulau Jawa,” sebut Riza Marlon. Kami memang berhasil membuktikan semua itu. Paling asyik, memotret keindahan hutan, pantai dan laut lepas dari atas mercusuar. Di Cibom, tak ada dermaga sehingga butuh perahu kecil untuk membantu mendarat. ”Biasanya, sewa dari Pulau Peucang,” kata Warca Dinata yang ikut menemani kami. Cibom merupakan pemberhentian paling aman, karena paling kecil gulungan ombaknya. Biar begitu, kita tetap harus menjaga kamera dari kemungkinan terkena serangan air laut. Dari Cibom ke Tanjung Layar, tempat mercusuar itu, kita mesti menyusuri jalan setapak di tepian hutan tropis yang penuh aneka jenis tanaman. Jaraknya, sekitar 1 km dengan medan datar yang ringan. Sambil berjalan, kita dapat membidikkan kamera untuk menangkap objek penghuni hutan. Pemandangan di sisi jalan begitu indah. Debur ombak begitu membius, sejenak hiruk-pikuk kota terlupakan. Setibanya di tempat bekas mercusuar, setelah naik undakan tangga yang bukan main banyaknya, tampak ombak mengempas ujung Pulau Jawa! Dari bekas bangunan penjara Belanda dekat mercusuar lama, tampak pemandangan cantik seperti dalam film. Kawanan banteng (Bos javanicus) dapat ditemui di Cidaon. Menurut Wasim, jagawana TNUK, selama belum ada petualang lain yang mendahului, diperkirakan kami akan dapat menemui satwa berpantat putih ini. Siang hari yang cerah ternyata ikut mendukung keberuntungan kami. Ada sekelompok banteng yang merumput di bagian tengah padang Cidaon. Kamera-kamera berlensa tele pun langsung dibidikkan ke arah mereka. Sebelum pulang, kami sempat mampir Pulau Handeleum dan menyusuri muara Cigenter.
 

By Karang Hijau
My little voice for the earth..

photo: www.maleisie.be Pernah lihat Orang Hutan mengemis ? photo: www.orangutansonline.com Untuk apa? Kertas seperti ini?... yang dimakan oleh anjing dan tuan negara kita
 

By Karang Hijau

Sekilas Hutan Hujan

Hutan tropis Sumatera menghilang dengan cepat dibawah tekanan manusia. Keberadaan hutan ini sangat tidak terhingga nilainya sehubungan dengan keunikannya serta sususan keanekaragaman hayati yang ada di sana, termasuk di dalamnya Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Siamang, Bunga Raflesia, Bunga Padma dan Burung Rangkong. Selain itu, hutan ini memiliki nilai kritis bagi masyarakat sebagai kebanggaan warisan alami juga sebagai sumber penghasilan, jasa, dan sumber pendapatan. Hutan tropis Sumatera merupakan gabungan dari 3 (tiga) kawasan taman nasional yaitu TN. Bukit Barisan Selatan, TN. Kerinci Seblat dan TN. Gunung Leuser, Hutan Hujan Tropis Sumatera dicantumkan dalam daftar Situs Warisan Dunia, melalui sidang ke-28 World Heritage Commitee, yang diselenggarakan di Suzhou China pada bulan Juli 2004. Dengan demikian, menjadikan kawasan seluas lebih dari 2 juta hektar ini bernilai tinggi dan menjadi prioritas dalam upaya konservasi secara global. Potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, spesies eksotis yang tidak terdapat di tempat lain, serta nilai ekologis yang terkandung di dalamnya merupakan keunikan dari kawasan ini yang harus dijaga kelestariannya. Ekosistem kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang penting untuk memelihara keanekaragaman hayati dan sebagai sumber pencaharian utama masyarakat yang sangant bergantung pada sumber air tawar. Kawasan ini juga memiliki nilai universal yang tinggi di dalam proses ekologis dan biologis yang membentuk proses evolusi dan perkembangan ekosistem tumbuhan dan satwa di Pulau Sumatera. Tidak kurang dari 10,000 jenis flora dan fauna dari spesies yang berbeda ada di dalam hutan tropis Sumatera, termasuk 17 marga endemik, kurang lebih 200 spesies mamalia, 580 spesies burung diantaranya 465 adalah spesies residen dan 21 spesies endemik. Sementara 22 spesies mamalia termasuk ke dalam kawasan Asia dan tidak ditemukan di kawasan lainnya, dan 15 spesies hanya terbatas penyebarannya di Indonesia. Beberapa spesies tumbuhan dan satwa terancam punah ditemukan di kawasan ini, termasuk orangutan Sumatera (Pongo abelii), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatraensis), sikatan cacing (Cyornis ruckii), mentok rimba (Cairina scutulata), tekukur(Carpococcyx viridis), bangau storm (Ciconia stormi), baning coklat (Manouira emys) dan kura-kura (Heosemys spinosa). Spesies endemik tumbuhan yang ditemukan, antara lain kantung semar (Nepenthes aristolochoides, N. Spectabilis, dan N. Spathulata). Juga terdapat bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldii, R. Patma dan R. Micropylora) dan bunga tertinggi (Amorphophallus titanium). Keanekaragaman hayati yang terkandung dalam kawasan warisan dunia, yang membentuk punggungan pegunungan Bukit Barisan, tidak akan terpelihara jika ia terfragmentasi atau terdegradasi. Tanpa pemeliharaan secara menyeluruh, akan menyebabkan resiko yang sangat jelas yaitu kepunahan ratusan spesies. Menjaga hutan untuk selalu dalam kondisi yang baik merupakan hal penting untuk menjaga suplai air ke seluruh bagian pulau, menekan pengaruh kekeringan dan kebakaran, serta mendukung stabilitas ekologis dan ekonomis di dataran rendah. Berdasarkan laporan monitoring IUCN dan UNESCO tahun 2006, ancaman paling utama di Tropical Rainforest Heritage Site adalah: illegal logging, perambahan untuk pertanian, pembuatan jalan dalam kawasan, serta perburuan. image courtessy: WCS-IP